"Senapan Rasa Sang Kolonel"
 |
istimewa |
Waktu itu, usianya telah uzur (66 thn)..mungkin
orang sebaya dengannya sudah enggan melakukan berbagai ritual padat yang bernama "pekerjaan". Wajar aja sih, bukannya yang bernama orang tua (sepuh) akan selalu identik dengan kata "..duduk santai dirumah, nimang cucu..". Memang hal yang membuat bahagia adalah dengan menikmati masa tua dengan penuh
canda tawa. Tapi dirinya berbeda, dia terlalu spesial untuk semua itu.
Kalau kebanyakan para 'sepuh' ini merasa cukup dengan menikmati hasil uang pensiunan, sepertinya agak berbeda untuknya. Seperti yang dibilang kalau dia terlalu spesial. Dana
pensiunan dari pensiunan militer setiap bulan memang cukup buat kebutuhannya. Tetapi tidak untuk batinnya . Dia akan merasa puas jika seseorang merasa bahagia akan karyanya.
Sepertinya sampai saat ini dia akan selalu tersenyum memandang. Buah kesuksesan yang dipupuk diatas tanah yang bernama kesabaran. Kesuksesan
yang diraih setelah lebih dari 1000 kali penolakan. Tetap bangkit, karena dia tau, kesuksesan tidak akan pernah datang tanpa adanya kegagalan
bukan. Dia memang sudah tua, dan tenaga pun terbatas. Tapi
keahliannya dalam meramu makanan tidak pernah hilang. Keahlian yang didapatkan
sejak dia berusia 6 tahun. Diusia terbilang dini itu, dirinya sudah mencoba bertahan untuk hidup. Mau tidak mau, lantaran ayah terlalu cepat meninggalkan keluarganya. Ibu selalu sakit-sakitan,
sebagai anak tertua sudah menjadi kwajibannya untuk mengambil alih sebagai
kepala rumah tangga. Berbagai pekerjaan pun dilakukan, termasuk meracik makanan
untuk adiknya yang berusia 3 thn.
Entahlah bagaimana rasanya, dia hanya
mengandalkan berbagai bumbu dapur yang tersedia. Itu terus dilakukan sampai dia berusia 7 tahun. sungguh takjub, walau bermodal eksplorasi, dia sudah mampu meracik
berbagai menu makanan. Itulah keahlian, sampai dia berusia 40 tahun, nekat membangun tempat singgah di kota Curbin, persis disebelah bengkel teman. Ternyata,
para tamu yang datang menyukai tempat itu. Bukan karena lokasi, atau ornamen tata letaknya, tetapi rasa dari masakan yang dibuat. Rasa itu kini menjadi senapan baru untuknya. Senapan rasa itu pula yang membuatnya mendapat penghargaan dari salah satu petinggi daerah.
Dia menikmati masa tuanya, menikmati kepuasan para pecinta makanan. Dia akan selalu tersenyum, dimanapun
dan sampai kapanpun....sang Kolonel Harland Sanders.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar